“Between life and death there is a library, and within that library, the shelves go on forever. Every book provides a chance to try another life you could have lived. To see how things would be if you had made other choices . . . Would you have done anything different, if you had the chance to undo your regrets? A novel about all the choices that go into a life well lived.”
Review Buku The Midnight Library
The Midnight Library bercerita tentang seorang wanita bernama Nora Seed yang menyimpan keinginan untuk mengakhiri hidupnya setelah mengalami berbagai peristiwa buruk yang membuatnya tak bersemangat lagi untuk melanjutkan kehidupan. Hingga di momen sebelum Nora hendak mengakhiri hidupnya, ia justru masuk ke dalam perpustakaan yang dihuni oleh seorang pustakawan yang bertugas untuk menjaga buku-buku di sini.
Perpustakaan ini tidak hanya menyimpan buku biasa, melainkan buku yang berisi tentang cerita kehidupan Nora dalam parallel universe ketika dirinya mengambil keputusan yang tidak ia ambil di kehidupan utamanya. Dalam novel ini, kita akan diajak untuk ikut menyelami seperti apa kehidupan Nora di universe lain saat dirinya menjadi seorang atlet renang, peneliti di antartika, motivator, penyanyi ternama, hingga menjadi seorang ibu beranak satu.
Novel ini dikemas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh banyak orang, meski mengambil tema utama tentang multiverse yang notabene cukup kompleks diangkat. Bahasa yang digunakan juga membuat kita seolah benar-benar merasakan lika-liku kehidupan Nora di universe lain dimana dirinya kerap dibuat merasa asing karena masuk di tengah timeline sosok Nora yang lain.
Hingga pada suatu titik dimana Nora menemukan universe yang dianggap ideal dan merupakan kehidupan yang paling didambakannya, ia dipaksa untuk menentukan pilihan yang sulit antara hidup dan mati.
Apa Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Buku The Midnight Library?
Buku ini banyak mengajarkan kita tentang makna-makna kehidupan di balik keputusan, penyesalan, takdir, hingga hubungan dengan orang-orang di sekitar. Namun, beberapa pelajaran yang dapat diambil ketika saya membaca novel ini diantaranya sebagai berikut:
1. The Only Way To Learn is To Live
Diri kita di masa ini merupakan cerminan dari keputusan yang kita ambil di masa lalu, dan kehidupan kita di masa depan juga cerminan dari keputusan yang kita ambil di masa ini. Maka, satu-satunya cara untuk belajar dan mencari tahu akan menjadi apa diri kita di masa depan adalah dengan tetap hidup dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang kita ambil di masa lalu. Agar dapat lebih bijak saat menentukan keputusan di masa ini.
2. Never underestimate the big importance of small things
Keputusan apapun yang kita ambil, seberapa kecil pun itu, dapat berdampak besar pada cabang kehidupan kita di universe lain yang mungkin dapat mengubah kehidupan kita 180 derajat. Maka jangan sekalipun kita menyepelekan keputusan apapun yang kita ambil, seberapa kecil atau tidak berharganya keputusan itu. Hargai segala keputusan yang telah kita ambil. Bagaimanapun keputusan yang telah kita buat sangat berperan dalam membentuk diri kita saat ini.
Quotes dari The Midnight Library
- “There is no better version of your life than the one you have now.”
- “You don’t have to understand life. You just have to live it.”
- “The thing that looks the most ordinary might end up being the thing that leads you to victory.”
- “Love and laughter and fear and pain are universal currencies.”
- “Every life contains many millions of decisions. Some big, some small. But every time one decision is taken over another, the outcomes differ.”
Ini adalah review dari buku The Midnight Library karya Matt Haig yang cukup banyak mengajarkan kita tentang keputusan, penyesalan, pilihan, filosofi kehidupan, dan masih banyak lagi.